Renungan Penata Hidup – Jangan Hancurkan Diri Hanya Karena Iri

RENUNGAN PENATA HIDUP

JANGAN HANCURKAN DIRI HANYA KARENA IRI

“….Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.”
1 Samuel 18 : 7

 

Dalam renungan penata hidup, Tuhan menciptakan manusia dengan segala perlengkapan hidup agar manusia bisa menikmati hidup seutuhnya.  Mata sebagai jendela dunia telah berperan sebagai indra penting dalam tubuh.  Orang boleh memiliki kekurangan bahkan kecacatan tubuh ekstrem, namun ketika mata bisa melihat jauh lebih bisa menikmati hidup di banding memiliki kelengkapan tetapi tidak bisa melihat.  Walau demikian bukan berarti tanpa mata yang bisa melihat tak bisa hidup.  Hidup memang unik.

Sebenarnya ada “mata” lain yang bisa tahu tanpa melihat, bahkan sangat baik kalau di kelola untuk kebaikan tetapi sangat mematikan kalau salah kelola. Apakah itu?  “Mata” yang dimaksud adalah mata batin.  Mata batin bukan seperti panca indra tubuh yang kelihatan atau dominan. Suasana batiniah bisa di sembunyikan dari penampakan jasmaniah seseorang.  Orang bisa tidak jujur dengan dirinya karena kemampuan menyembunyikan kondisi asli batiniahnya.  Orang bisa tertawa dan kelihatan bahagia walau sesungguhnya pahit dan getir batiniahnya.  Ada yang suka bersandiwara dengan kondisi batin dan jasmaninya. Ada juga yang labil sehingga tidak menetap suasana batinnya, gampang berubah.  Dan yang paling baik adalah orang yang bisa mengelola hidup batiniah serta jasmaniahnya.

Ahli psikologi akan sangat mahir mendeteksi suasana sesungguhnya dari seseorang, tidak jarang malah membantu orang keluar dari krisis batin yang sedang dialami.  Para rohaniwan juga sering melaksanakan tugas dalam pastoral konseling untuk orang-orang yang sedang ada konflik batiniah.  Namun keputusan terpenting dalam mengelola hidup yang bersangkut dengan masalah jasmani dan batinnya adalah orang tersebut.

Renungan Penata Kehidupan

Renungan Penata Hidup hari ini akan membahas tentang konflik batiniah yang di alami oleh Saul, Raja pertama Israel.  Menarik untuk ditarik benang merahnya, walaupun hasil akhirnya tragis karena salah mengelola batiniahnya.  Perasan iri telah menguasai, dominan dan telah menggerakkan seluruh elemen hidupnya demi terpuaskan rasa iri hatinya.  Endingnya: mati terbunuh, mati tidak terhormat, mati dengan emninggalkan sejarah kelam.  Beda dengan Daud yang bisa mengendalikan dirinya, Tuhan karuniai umur panjang, mati pada waktunya.

Apa saja yang perlu kita ketahui sebagai sarana menata kehidupan ini agar tidak hancur karena iri hati?  Mari kita perhatikan satu persatu:

1 Telinga bisa menjadi pintu masuknya racun keirihatian

Dalam kasus yang kita bahas kali ini bermula dari sambutan rakyat Israel yang baru pulang dari perang.  Sorak kemenangan, “winning carnival” dan ungkapan perasaan gembira karena raja dan seluruh pasukannya menang.  Kalimat yang di nyanyikan “beribu-ribu…dan berlaksa-laksa telah merasuki nurani Saul dan tereksekusi dengan berbagai rencana jahat untuk membunuh.  Telinga tidak bisa di pasangi filter pengaman agar yang di dengar atau yang terdengar hanya yang memenuhi kriteria tertentu. Apa saja bisa terdengar selama masih dalam frekwensi jangkau pendengaran manusia. Di sinilah terletak betapa pentingnya mengelola semua yang kita dengar.

2 Perbedaan jumlah, sering membuat orang iri

Kalau kita amati, perbedaan jumlah yang jadi sumber kedengkian saul, padahal semuanya bernilai besar.  Beribu-ribu adalah jumlah yang sudah besar, tidak banyak yang bisa mengalahkan musuh dalam jumlah ribuan.  Dalam perang, mengalahkan 1 (satu) musuh saja bukan persoalan ringan.  Bahkan perang di jaman modern secara persenjataan sangat canggih dan mematikan saja belum tentu bisa membunuh musuh secara masal.  Bolehlah kita sebut tidak sebanding dengan harga senjata yang mematikan itu.  Hati-hati dengan hatimu ketika terpancing untuk menjadi iri hati hanya karena perbedaan jumlah hasil perjuanganmu dalam kehidupan ini.

3 Iri hati akan membuka pintu pikiran terhadap berbagai kejahatan lain

Panasnya hati Saul telah membakar emosi dirinya yang sebenarnya tidak perlu.  Pikiran menjadi tidak lagi jernih, fokusnya kacau dan tertutup semua pikiran yang baik.  Apa yang di dengar Saul atas nyanyian  rakyatnya, hanya sebagai ungkapan kebahagiaan sesaat atas peristiwa kemenangan perang. Kalau Saul bisa “cooling down” tentu akan lain ceritanya.  Namun karena Saul memberi ruang seluas-luasnya untuk perasaan iri dengki, maka jurus selanjutnya adalah merealisasikan semua rencana jahat yang di sembunyikan di atas semua “rencana” baiknya.  Manusia memiliki segala rasa termasuk bisa menjadi iri dengki dan bisa datang kapanpun, bisa di picu oleh peristiwa apapun juga. Pemantiknya tidak selalu hal-hal yang serius, hebat atau betul-betul layak untuk di buat iri.  Hati-hati, segera tutup pintu hatimu ketika mau di kuasai perasan iri, biar pikiran tidak membuka rencana jahat lainnya.

4 Mengerikan!!! Peristiwanya sekali, realisasinya berpuluh kali

Peristiwa ini, para perempuan muda menyanyi bersautan: Saul mengalahkan beribu-ribu, Daud berlaksa-laksa.” Itu HANYA SEKALI!  Sementara peperangan yang terjadi bahkan yang di pimpin Daud masih berkali-kali.  Tidak tercatat setiap pulang perang dan menang, para perempuan menyanyi seperti itu lagi. Ingat ini: rencana jahat yang dilakukan Saul untuk melampiaskan kedengkiannya BERKALI-KALI, puluhan kali!!  Mengerikan tooo kalau iri hati tidak di beresi.  Setiap kali muncul ide untuk membunuh Daud di realisasikan, tidak ada sopan santun, tidak ada belas kasihan, tidak kendor.  Untuk sesuatu yang jahat sebegitu semangatnya sampai lupa dia seorang raja yang harus menjaga kehormatannya.

5 Kalau tidak sungguh-sungguh dimatikan, iri hati akan mematikan

Sekalipun tidak mudah, iri hati harus dimatikan dalam diri seseorang. Kalau tidak, iri hati, kedengkian akan membunuhmu, cepat atau lambat.  Iri hati akan mendesak nuranimu dengan kekuatan yang besar. Pertama yang akan terbunuh adalah semua pikiran yang baik dan sehat. Selanjutnya akan menyingkirkan ketenangan/kedamaian hidup.  Iri hati akan membuat orang labil, sebentar baik tidak lama kemudian berubah menjadi jahat.  Selanjutnya akan kehilangan kesempatan hidup lebih panjang di dunia ini.

6 Hati-hati, kedengkian/iri hati bisa membuka banyak ide jahat

Kemahiran yang di dapat Saul ketika di kuasai kedengkian adalah munculnya berbagai ide “kreatif” tetapi mematikan atau hanya berisi rencana-rencana untuk membunuh.  Kalau kita baca kisah ini, betapa banyak, bermacam-macam cara yang di peroleh Saul untuk membunuh Daud.  Mengerikan sekali. Harusnya pikirannya di arahkan untuk menata bangsa, merancangkan kesejahteraan negeri, kejayaan negara tetapi karena sudah di kuasai kedengkian, seluruh hidup dan energinya di habiskan hanya untuk membunuh SEORANG Daud. Padahal ada ribuan bahkan jutaan orang yang menunggu aksi nyata seorang Raja yang telah mereka pilih agar membawa sejahtera.

7 Iri hati akan menjauhkan orang dari Tuhan

Terbukti bahwa ketika Saul di kuasai perasaan iri dengki, membawa dia jauh dari Tuhan walaupun Tuhan tidak menjauhkan diri.  Ada peristiwa-peristiwa yang di alami Daud yang membuka mata rohani Saul untuk mengerti bahwa Tuhan ada, Tuhan peduli dan Tuhan mengasihi.  Nyatanya kalimat: “aku tahu atau sekarang aku tahu bahwa Tuhan….. tidak membuat Saul mendekatkan diri kepada Tuhan.  Hati-hati dengan kondisimu yang mulai tidak semangat mengikut Tuhan, sudah malas beribadah kepadaNya dan selalu ada saja alasan untuk tidak mendekatiNya, jangan-jangan sedang di kuasai perasan iri hati, dengki atau cemburu sosial.

Kesimpulan

Kiranya dengan renungan Penata Kehidupan ini, semakin membuat kita bijak dalam mengelola hidup yang masih di berikan Tuhan ini. Kadang butuh keberanian bahkan keputusan radikal agar hidup ini terarah, tertata, terukur dan berkemajuan.  Perhatikan bagaimana kamu hidup.

Tinggalkan komentar