RENUNGAN PENATA KEHIDUPAN
MEMAHAMI KARAKTER TUHAN YANG KADANG “ANEH.”
“….menanyakan TUHAN bagi Daud dan memberi bekal kepadanya;….
1 Samuel 22 : 10
Renungan hari ini, mengulik cerita dan petualangan Daud sangat menarik dan ketika alam pikir kita terbawa pada saat peristiwa itu terjadi sangatlah menggetarkan jiwa. Demi hidup dan mempertahankan nyawa agar tetap hidup demikian berat, beresiko bahkan ada orang lain yang harus terlibat dan terbunuh. Dalam bacaan ini, jumlah orang yang terbunuh puluhan yang notabenenya tidak salah, tidak terlibat, tidak tahu menahu. Masalahnya ada Raja bengis yang sangat bernafsu membunuh Daud. Demi ambisinya kekejaman, kebrutalan dan tidak berperikemanusiaan dilakukan. Sangat mengerikan.
Dalam pelariannya, Daud harus berpikir dan bertindak cepat. Kelaparan sering menjadi masalah bagi gerombolannya. Jaman itu tidak mungkin banyak warung makan warung sembako untuk memenuhi kebutuhan makan sekalipun siap bayar. Ingat jaman dan ingat letak geografis pada jamannya. Tantangan alamnya sangat berat, kebutuhan makan juga sangat sulit terpenuhi di segala tempat. Kota Nob adalah jalur lurus pelariannya dan harus mendapat makanan untuk timnya yang sedang lapar.
Sesuai judul renungan di atas, kita akan melihat dari sisi Tuhan yang seolah-olah diam, tidak peduli, tidak berpihak kepada hamba-Nya bahkan kepada orang-orang yang tidak bersalah. Hal-hal seperti ini masih terjadi sampai sekarang dan manusia pun masih sulit memahami cara Tuhan dalam peristiwa-peristiwa yang mengerikan. Dalam perang modern pun, sering yang jadi korban bukan para tentara yang saling berperang tetapi tidak sedikit korbannya adalah orang-orang yang tidak terlibat perang, bukan tentara/prajurit, bukan anak-anak yang tidak mengerti perang itu apa tetapi harus terbunuh karena perang.
Dalam Renungan Penata kehidupan hari ini, berusaha mencari kebenaran dalam memahami cara, sifat dan karakter Tuhan ketika kita mengalami atau menemukan hal-hal yang menurut kita Tuhan harus campur tangan, Tuhan harus turun tangan, Tuhan harus intervensi bahkan seharusnya Tuhan membela yang benar dan menghukum yang salah karena Tuhan pemegang segala kuasa.
Renungan Hari Ini
Apa saja paham yang harus kita mengerti dari kasus pembunuhan massal di Nob, Daud di lindungi, Imam sekeluarga, dengan sanak familinya yang juga terbunuh bahkan tidak pandang bulu.
1 Manusia sering berpikir secara matematis atau seperti mengisi puzzle
Memang, manusia di anugrahi otak yang bisa berpikir. Secara volume bukan yang terbesar tetapi dengan otaknya, manusia bisa memikirkan banyak hal. Kadang-kadang kita terjebak dalam pola pikir yang matematis dan eksakta, seperti 2+2 harus dan sama dengan 4, utuh tidak kurang atau lebih. Kalau kurang ya tidak benar, kelebihanpun salah. Ini jebakan dalam pola terorganisir dan lurus. Memang benar, ada hal-hal tertentu yang harus pas, tepat, namun demikian luasnya cakrawala berpikir harus kita miliki agar kita tidak menjadi orang yang picik. Berpikir secara “puzzletis pun sudah baik tetapi juga terbatas. Mengisi teka-teki silang sudah mengajarkan tentang cara berpikir yang lebih luas dengan pertimbangan yang lebih komplek. Namun kita harus tahu bahwa dalam hidup dan dalam rangka memahami Tuhan tidak bisa mencocokkan dengan pola puzzle, ke kanan dan ke bawah saja tetapi kadang ada pola di luar “nalar” yang akan di temui.
2 Apa yang pernah dikerjakan Tuhan, sering dipakai manusia untuk “memaksa” Tuhan bertindak yang sama
Sebagai seorang pembelajar, manusia sering menemukan semacam pola atau alur bertindaknya Tuhan. Orang kelaparan di beri makan, akan di maknai lain kalau orang lapar di beri bahan makanan, atau akan merasa di susahi Tuhan dengan bahan makanan yang harus di gali, dikupas kulitnya atau dengan cara yang lain. Pikiran manusia akan di bawa ke paham yang berbeda. Pikiran manusia pinginnya kalau lapar ya makan yang siap santap tidak mau repot harus masak atau cara lain untuk menikmati makanannya. Contohnya seperti seorang wanita yang akan melahirkan. Ada kelahiran normal/alamiah tetapi ada kelahiran yang harus dengan tindakan medis seperti operasi Caesar, ketika ingin lahir normal, sudah berdoa minta kelahiran normal, tetapi ketika harus dengan operasi, bisa salah paham dengan Tuhan.
3 Benar atau salah sering menguasai pola pikir manusia
Alkitab mengajarkan tentang kebenaran yang harus di ikuti, dilaksanakan dan di junjung tinggi. Benar di apresiasi, salah di hukum. Bahkan ketika bisa menghukum seolah-olah sudah melaksanakan kebenaran yang sesungguhnya bahkan yang hakiki. Ironisnya, manusia lain lebih semangat dan berkobar-kobar untuk mencari kesalahan katanya untuk menegakkan kebenaran. Tidak jarang akhirnya cari-cari kesalahan, tetapi kendor dalam mencari kebenaran. Bahkan ada yang di bela-belain tidak tidur, memantau 24 jam dan bergerilya hanya untuk menemukan kesalahan orang lain. Kadang Tuhan “aneh” dalam hal-hal tertentu, seakan memberi ruang yang luas, nyaman dan enak untuk si jahat, tetapi menekan, membuat menderita si baik dan si benar serta membiarkan yang seharusnya di hukum. Yang benar harus menderita dan penderitaan itu dilakukan oleh si jahat, sementara si jahat leluasa menikmati hidup dan memusuhi yang benar.
4 Manusia sering membela yang seharusnya tetap hidup karena dianggap benar, dan setuju kalau yang jahat mati.
Sekali lagi kebenaran yang kita terima dan pahami apalagi berasal dari kitab suci, sering di pakai sebagai pembenaran berdasarkan paham dan pasal dari hukum-hukum tertulis. Kebenaran itu sebagai pegangan untuk menegakkan kebenaran bahkan memburu orang-orang yang di anggap salah. Pelanggaran hukum sering membuat semangat orang untuk menjadi pemburu kesalahan. Akan sangat bangga kalau menemukan orang salah dan bisa menghukum. Namun demikian harusnya kita tahu bahwa kebenaran yang absolut dan hakiki itu milik Tuhan, manusia sudah di beritahu kebenaran itu walaupun kemutlakannya di tangan Tuhan. Anak-anak, perempuan yang di anggap tidak bersalah tetapi terbunuh, banyak membuat orang marah karena mereka di anggap tidak salah. Tetapi lupa bahwa kematian adalah jalan menuju Tuhan sehingga ketika tidak di anggap salah sesungguhnya mereka kembali kepada Tuhan tidak pandang umur dan jenis kelamin.
Kesimpulan
Dalam Renungan Penata Kehidupan hari ini sekalipun belum bisa memuaskan setiap orang atas jawaban-jawaban di atas, paling tidak sedang berusaha untuk bisa membawa kepada pemahaman yang lebih luas pada suatu peristiwa. Memang, kita belajar dan menerima kebenaran dari kitab suci supaya hidup benar, namun tidak lantas kebenaran yang kita tahu menjadi alasan untuk menyalahkan orang lain apalagi menyalahkan Tuhan.
Tuhan mempunyai hak dan juga otoritas mutlak atas ciptaan-Nya. Manusia tidak berhak mengatur Tuhan hanya berdasar benar atau salah, baik atau buruk sekalipun itu benar menurut manusia. Manusia tidak harus tahu semua hal yang ada dalam pikiran dan rancangan Tuhan. Tetaplah menjadi manusia baik dan benar tanpa harus menyalahkan orang lain. Membela kebenaran belum tentu mengangkat derajat dan menjunjung tinggi martabata manusia lain yang di belanya.