RENUNGAN PENATA HIDUP – Melaksanakan Hukuman Adam

Renungan Penata Hidup

Melaksanakan Hukuman Adam dengan Lurus dan Benar

Kejadian 3:17: “…. dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu.”

 

Dalam renungan penata hidup, menilik kehidupan yang telah rusak karena pelanggaran manusia pertama, sepanjang kehidupan berlangsung, manusia akan berusaha untuk mematahkan kuk yang telah dijatuhkan Tuhan sesudah Adam jatuh dalam dosa.  Kata “jerih payah” telah dimaknai secara bebas bahkan tidak jarang ada yang menganggap ini beban berat seumur hidup, padahal “susah payah” tidak selalu menjadi beban berat kalau itu maknai sebagai “pekerjaan” harian bagi manusia secara umum dan universal.  “Kewajiban bekerja” ini akan bermakna, tidak menjadi beban berlebih sampai stress bahkan bisa dinikmati asal memenuhi beberapa syarat ini:

1 Sekalipun sebagai “warisan Adam,”

Susah payah dalam mencari rejeki akan menjadi tantangan yang menarik. Mengapa? Untuk memecahkan persoalan ini, manusia akan menggunakan segala upaya, kemampuan, alam pikir dan alam rohnya agar persoalan ini terpecahkan. Kemampuan analitik dan pencermatan akan mempengaruhi daya juang seseorang dalam mencari rejeki.  Manusia tidak akan berhenti untuk menggunakan segala kemampuannya, akan mengulangnya setiap hari bahkan meningkatkan serta tertantang untuk melipatgandakan hasil yang telah diperoleh.

2 Susah payah bukan menjadi beban,

Tetapi akan menjadi kewajiban hidup untuk dihadapi dengan “legowo, “ bermartabat dan tidak mudah “samba Lebih-lebih ketika hidupnya sudah harus menganggung “hidup” yang lain seperti istri, anak-anak, keluarga besar, atau orang-orang tertentu yang dipercayakan Tuhan untuk kita bantu hidupnya.

3 Susah payah akan menjadi cerah

Kalau menginginkan hidup ini menjadi berkah.  Dalam menjalani hidup, kita akan ketemu orang dengan berbagai persepsi hidup, terus menyalahkan bapak Adam yang telah jatuh dalam dosa, mewariskan dosa dan meninggalkan kesusahan. Hari-harinya hanya habis untuk merenungi nasib susahnya. Selama hidup orang seperti ini akan susah, bagaimana mungkin menjadi berkah? Jeleknya, kalau orang berpersepsi demikian ada yang terpengaruhi, kasian.

4 Asal hidup, takut menghadapi tantangan dan mudah menyerah.

Orang seperti ini menjalani hidup sendiri saja susah apalagi kalau harus menanggung hidup orang lain. Perbaikan secara mental dibutuhkan agar berani mengubah diri menjadi orang yang “exciting,” terus bersemangat dan tangguh.  Kegagalan bukan masalah, tantangan malah akan menjadi lebih semangat.  Keberhasilan akan menjadi tujuan walau tidak mudah meraihnya.

5 Tanah yang sudah di kutuk, telah membuat banyak orang tidak terpaku pada hasil tanah.

Mencari penghasilan untuk tetap hidup dengan berbagai cara bahkan tidak lagi membutuhkan tanah untuk berjerih lelah.  Perdagangan, industri, membuka usaha jasa dan memanfaatkan talenta dapat menjadi sarana yang bermuara pada hasil tanpa harus mengolah tanah.  Para seniman sebagai contoh bahwa mereka bisa hidup tanpa susah payah mengolah tanah.

6 Untuk bercocok tanam, pada jaman ini tidak selalu bermedia tanah.

Kita mengenal bertani secara hidroponik dan aeroponik.  Tanaman tidak lagi mendapat nutrisi untuk hidup dari unsur tanah.  Bahkan sistem ini sama sekali tidak membutuhkan tanah,

7 Dengan kecerdasan manusia

Sekarang ini mengolah tanah menjadi efisien, multiguna dan hasilnya berlipat ganda. Penemuan obat-obatan, kecanggihan teknologi banyak sekali menolong orang yang bergerak di dunia pertanian. Kita mengenal sistem pelipatgandaan tanaman dengan teknis kultur jaringan, rekayasa genetika dan berbagai tehnik bertani telah menjadi rujukan  para petani milenial.

8 Fakta membuktikan:

Gurun menyimpan kekayaan yang lebih besar di dalamnya di banding dengan mengubahnya menjadi lahan pertanian. Minyak bumi yang di hasilkan telah membuat penghuni di atasnya lebih kaya daripada daerah agraris.  Manusia dari berbagai generasi tidak lagi merasa warisan Adam untuk “bersusah payah” menjadi beban tetapi tantangan untuk keluar dari masalah itu.  Memang, untuk mendapatkan hasil dalam tanah tidak mudah tetapi ketika sudah berhasil, mereka akan hidup tanpa kesusahan lagi.

9 Penemuan canggih saat ini berupa tehnologi digital telah mengubah dunia.

Teknologi komunikasi membuat antar manusia tidak lagi jauh.  Bahkan dengan teknologi itu jarak tidak lagi menjadi hambatan.  Batas teritori dan letak geografi bukan masalah, batas negarapun terlampaui.  Teknologi menyediakan ruang berekspresi dan berinteraksi menjadi lebih leluasa.  Banyak yang telah memanfaatkan kemjuan teknologi untuk mendapatkan hasil.

10 Selama kita percaya kepada Tuhan sang pencipta langit bumi

Harapan hidup agar tetap hidup tidak harus bertumpu pada ada atau tidaknya tanah untuk hidup dari hasilnya. Tuhan telah begitu kreatif dan sangat beragam memberi cara orang untuk tetap bisa hidup.  Bahkan, bukan hanya sekedar hidup.  Percayalah Tuhan akan buka tingkap-tingkap langit untuk memberkati kita.

Kesimpulan

Demikianlah uraian dalam Renungan Penata Hidup kali ini.  Saya membukakan wawasan lebih luas agar kesusahan Adam tidak lagi menurun kepada kita tetapi menyemangati untuk berusaha dengan semangat untuk mengubah nasib.  Bagi kita yang masih hidup, harus menggunakan kesempatan ini agar kita tidak asal hidup, menyia-nyiakan hidup yang berharga ini dan bertanggung jawab atas hidup yang Tuhan berikan.  Memang tidak mudah, yang bekerja dengan penghasilan tetap pun masih mengeluh tidak cukup, apalagi yang tidak mempunyai hasil. Tetapi dengan keyakinan bahwa jerih payah kita tidak akan sia=sia; barang siapa menabur akan menuai,  serahkanlah segala kekuatiran kita kepada Tuhan serta dengan beriman bahwa setiap jerih payah ada upahnya akan menguatkan hati bagi yang sedang berusaha keras.

Bekerja dan berdoa (ORA ET LABORA), berjuang dengan gigih akan memicu dan memacu semangat bagi siapapun.  Bekerja sekeras-kerasnya dengan melandasi percaya kepada Tuhan akan sangat  bermakna.  Kerja keras tanpa mempercayai Tuhan hanya akan melelahkan dan memicu keputus asaan.

Renungan Penata Hidup akan membuat kita tetap percaya dan mau bekerja keras.  Menata kehidupan berimbang dengan memberi pengertian: kita ciptaan Tuhan pasti Tuhan menyediakan lahan penghidupan.  Di beri kesempatan hidup walo harus berjuang tetapi Tuhan juga menyediakan waktu untuk menikmati hasilnya.  Semoga makin tertata rapi dan baik agar hidup kita mengesankan.

Tinggalkan komentar