RENUNGAN PENATA KEHIDUPAN
BERKAT TUHAN, BUKAN HANYA KELIMPAHAN MATERI TETAPI JUGA CARA MENYATAKAN DIRI-NYA
“….. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.”
Keluaran 3 : 2
Renungan Penata Kehidupan – Berkat Tuhan, Bukan Hanya Kelimpahan Materi tetapi juga Cara Menyatakan Diri-Nya. Mempersepsikan Tuhan, kita akan menemukan banyak hal menarik dan spesial. Karakteristik Tuhan kita, telah membimbing pemahaman dan penguatan iman bahwa Dia luar biasa. Kitab suci menjadi referensi utama atas keagungan, kemuliaan dan kemaha kuasaan Tuhan yang tidak sebanding dengan apapun. Sosok terunggul dan tertinggi, tiada bandingannya. Walau ada yang mau menyamai-Nya tetapi terhempas karena kuasa Tuhan melebihi sosok yang memberontak.
Alkitab juga menyuguhkan adanya upaya dari manusia yang tidak mengenal-Nya untuk bisa menggambarkan sosok yang di samakan dengan Tuhan lewat berbagai bentuk dan rupa. Upaya manusia seperti ini sebenarnya baik, namun sering sekali di susupi oleh sosok lain yang secara histori telah gagal menyamai yang maha tinggi. Tetapi semua upaya dilakukan baik dengan memberi imajinasi di alam pikir manusia atau menuntun manusia untuk merealisasikan sang “pencipta” melalui bentuk-bentuk tertentu. Tetapi telah dan akan tetap gagal.
Penggambaran sosok Tuhan dalam Alkitab telah sangat berarti bagi kita yang percaya kepada-Nya. Apa keberartian itu? Tuhan itu hidup dan akan selalu dan tetap terhubung dengan ciptaan-Nya. Ada banyak teori penggambaran tentang hidup-Nya Tuhan. Yang terpenting adalah Dia hidup, tetap terhubung dan tetap terlibat dalam semua hal dalam karya dan pemeliharaan kepada ciptaan-Nya. Ini berita baiknya. Apa gunanya ada Tuhan kalau sekarang Dia hanya diam di Sorga, sibuk hanya urusan sorgawi dan sudah tidak terlibat dalam pergerakan semesta ini.
Sebagai manusia yang percaya kepada Tuhan dalam nama Yesus Kristus, tentu sangat penting dan berharga bahkan terhormat kalau Tuhan Yesus tetap terlibat dalam kehidupan pribadi kita, tetap mengatur alam semesta dan tetap mau berurusan dengan ciptaan-Nya. Bahkan, kita juga sangat ingin terhubung dengan Pencipta kita. Memang tidak mudah memahami dan selalu terkoneksi terus dengan sesembahan kita. Ada beberapa hal yang bisa menjadi acuan dan parameter terhubungnya kita dengan Pencipta:
1. Alkitab, sebagai sumber utama dan terpercaya
Rujukan pertama dan utama untuk mengenali Tuhan kita harus dari kitab suci kita, Alkitab. Semua informasi tentang sosok ilahi yang tertinggi, yang terutama dan yang paling unggul tentu dari Alkitab. Segala “sepak terjang” Tuhan kita terdeteksi dari tulisan-tulisan di Alkitab. Kasih dan keadilan-Nya terpampang nyata. Kasih terlihat dari menciptakan, mengatur, menciptakan “circle” daur ulang, regenerasi dan semua kebutuhan seperti rantai makanan dan kehidupan. Pemberlakuan hukum “kasih dan keadilan” berlaku untuk manusia, sekaligus ada ruang bagi manusia untuk kembali kepada Tuhan dan terbuka kesempatan untuk mengenal-Nya makin dekat. Kebijaksanaan Tuhan dengan menciptakan manusia, menempatkan di Taman Eden dan pelanggaran manusia telah memisahkan dan berjarak dengan Tuhan. Walaupun demikian, Tuhan telah merancang penebusan sebagai sarana pemulihan seutuhnya manusia dan terbangunnya relasi dan komunikasi tanpa hambatan dengan Tuhan sang pencipta.
2. Pernyataan spesial tidak melulu urusan finansial
Dalam ayat yang kita baca hari tentang semak berapi, yang membuat Musa menyimpang untuk melihat fenomena ganjil ini adalah penyataan Tuhan yang istimewa dan spesial bagi Musa. Tuhan yang maha kuasa menggunakan cara tertentu untuk mendatangi umat-Nya. Kepada Musa Tuhan pakai semak berapi, kepada yang lain tentu bisa sama bisa juga berbeda. Kehadiran Tuhan dengan cara yang aneh ini, tidak semata urusan pemenuhan kebutuhan finansial walaupun bagi Musa itu perlu, mengungat dia seorang kriminal yang sedang melarikan diri. Musa terpisah dari keluarga, terputus komunikasi dan tentu saja tidak terpenuhi kebutuhan finansialnya. Sebagai putra pangeran tentu tidak ada masalah untuk urusan finansialnya, sebelum membunuh dan melarikan diri. Mudah dan sepele bagi Tuhan untuk memenuhi kebutuhan materi bagi Musa, tetapi Tuhan sedang ada urusan yang lebih penting dengan Musa. Tuhan sedang menggiring Musa untuk tujuan terbesar: membebaskan bangsanya (Israel) yang sedang menjadi budak, tertindas dan sengsara di Mesir.
3. Memancing keingintahuan agar tercapai tujuan, bukan pamer kemampuan
Sebagai pribadi yang maha kuasa, sesungguhnya Tuhan mampu memperlihatkan segala kemampuannya untuk pamer, show of force atau main-main saja. Sekalipun Tuhan juga humoris, tetapi saat ini ketika mendatangi Musa dengan cara yang unik, spesial, mengundang kekaguman dan memancing rasa ingin tahu. Fenomena ganjil itulah yang membuat Musa ingin melihat. Keinginan itu murni hanya untuk melihat fenomena aneh, tidak terpikir ada Tuhan di dalam perapian itu. Aneh memang, ada api besar di semak yang seharusnya terbakar habis bahkan bisa menjalar ke mana-mana. Kenyataannya apinya besar, semaknya tidak terbakar. Tuhan memakai peristiwa ini untuk berbicara dan menyampaikan maksudnya kepada Musa. Pancingan-Nya berhasil, membujuk Musalah yang masih gagal, butuh waktu, penjelasan dan solusi atas keengganan dan persepsi diri yang rendah. Dengan sabar Tuhan menunjukkan bukti kuat bahwa Musa terpilih menjadi alat-Nya.
4. Penyataan Tuhan yang aneh, mengungkap misi sempurna
Semak berapi, bukan hanya aneh dan unik tetapi juga memperlihatkan betapa mampunya Tuhan. Kemampuan-Nya telah membuka pikiran Musa bahwa dia yang gagap, tidak pandai bicarapun Tuhan akan mengubahnya, dia yang rendah dirian sudah disiapkan saudaranya untuk menjadi penolongnya, dia yang tidak mampu bekerja sendiri, tetapi Tuhan siapkan saudara dan saudarinya sebagai tim kerja. Dan yang lebih penting dari semua itu adalah: dosa Musa sebagai pembunuh telah diampuni sehingga dia layak menjadi alat-Nya. Tuhan tidak pernah menyinggung dosa Musa ketika berdialog dan yang diungkap-Nya bahwa Firaun yang mengancam Musa sudah mati. Tuhan menjumpai Musa dengan sebuah misi yakni untuk menjadikan Musa sebagai alat-Nya. Kembali ke Mesir bukan untuk menyerahkan diri atas tindak kriminal yang dilakukannya, tetapi sebagai pembebas bangsanya.
5. Tuhan pembuat peristiwa ajaib: lihat fenomenanya, kagumi Pembuatnya
Semesta ini sering menyajikan peristiwa aneh, ganjil, tidak biasa baik yang tiba-tiba maupun berkala. Peristiwa gerhana matahari total telah memancing banyak sekali orang untuk melihatnya. Ada yang sekedar melihat, ada yang meneliti ada yang terkagum-kagum bahkan merasa beruntung peristiwa ini mereka menjadi saksinya. Seharusnya kekaguman itu bukan hanya ke peristiwanya tetapi fokus ke sosok yang menggerakkan semesta, pencipta segalanya yaitu Tuhan semesta alam. Seharusnya dengan semakin seringnya melihat fenomena alam, seharusnya makin kagum dan hormat kepada Tuhan.
Kesimpulan
Dalam Renungan penata kehidupan Berkat Tuhan, Bukan Hanya Kelimpahan Materi tetapi juga Cara Menyatakan Diri-Nya hari ini, kita tersuguhkan sebuah peristiwa aneh dan satu-satunya dalam catatan Alkitab. Musa tidak berharap ada yang aneh ketika bekerja sebagai penggembala ternak. Musa bukan juga pemburu peristiwa ganjil walau padang gurung sering terjadi sesuatu yang tidak biasa. Semua itu murni dan genuine dari Tuhan.
Sekalipun peristiwa mengagumkan sungguh menarik untuk dicari bahkan di buru tetapi lihatlah, mungkin di dalamnya ada pesan dan maksud Tuhan. Selamat bagi pembaca sekalian yang pernah mengalami peristiwa menakjubkan dalam hidup baik ketika berjumpa untuk pertama kalinya dengan Sang Juru Selamat, atau ketika Dia memilih untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan.
Tuhan yang hidup, Tuhan masih bekerja sampai sekarang, Tuhan yang terus dan mau berurusan dengan manusia. Berbahagialah kita yang percaya kepada-Nya.