Persahabatan Sejati, Sejatinya Persahabatan

RENUNGAN PENATA KEHIDUPAN

PERSAHABATAN SEJATI, SEJATINYA PERSAHABATAN

“…., demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu, hanya satu langkah jaraknya antara aku dan maut.’
1 Samuel 20 : 3

 

Dalam pasal 20 dari 1 Samuel ini mencatatkan sebuah epic cerita yang sangat mengharukan.  Bagaimana 2 (dua) orang muda dengan beda derajad, status keluarga dan status sosial telah terpadu dalam persahabatan yang mendalam.  Jiwa mereka, Daud dan Pangeran Yonatan telah terpaut sehingga secara persahabatan mereka satu.  Sebuah contoh yang sangat baik walaupun tidak mudah menirukan.

Daud dan pangeran Yonatan telah berjanji untuk saling menjaga hidup masing-masing dengan ikatan yang kuat.  Pada waktu itu, posisinya berbeda: Daud terancam, Yonatan bebas tanpa ancaman.  Bahkan ancaman yang diarahkan ke Daud berupa kematian dan eskalasinya semakin tinggi dan terbuka alias terang-terangan dan serius.  Kita salut dengan upaya serius juga dari sahabatnya, Yonatan.  Pangeran Yonatan pun tidak ragu-ragu untuk menjelaskan dan menghalangi niat orang tuanya Raja Saul yang mau membunuh Daud.

Kalau kita membaca secara lengkap teliti dan serius, maka kita akan menemukan banyak hal baik, positif dan penting untuk menata kehidupan kita menjadi semakin baik, tertata dan tentunya akan menjadi berkualitas.  Asal kita menghendaki hidup yang baik, akan menjadi lebih baik tetapi kalau mau berposisi seperti Saul tentunya semua rancangan jahatnya juga akan semakin banyak tawaran agar maksudnya terlaksana.  Dalam renungan ini, kita akan membahas Daud dan Yonatan.

Apa saja yang bisa kita petik sebagai pelajaran untuk memaknai hidup dan dalam rencana bersahabat atau sudah mempunyai sahabat karip.  Mari kita lihat satu persatu:

1 Manusia tetap membutuhkan orang lain

Dalam ilmu alam ada istilah simbiosis, walau ada yang sifatnya “parasitisme” atau “mutualisme.” Simbiosis lebih ke arti menumpang atau hidup bersama tanpa sengaja karena faktor alam.  Kebutuhan akan orang lain, harusnya bersifat mutualisme, bukan parasitisme.  Persahabatan harus berdasar kebutuhan bersama, tanpa saling menyakiti, merusak, memanfaatkan dan ekses buruk lainnya.  Kalaupun terjadi biasanya tidak berlangsung lama, tidak langgeng dan kalau putus berpotensi saling memusuhi.  Kebutuhan akan orang lain harus berkualitas.

2 Persahabatan tidak mengenal jenis dan kasta

Dalam persahabatan Daud dan Yonatan, memang menarik.  Secara kasta atau kedudukan sosial: Daud anak orang biasa, bukan keturunan bangsawan sementara Yonatan: anak raja, bangsawan.  Status ekonomi juga beda sekali: Daud bisa dikatakan hanya rakyat jelata dengan ekonomi rendah; Yonatan tentu berpunya.  Mereka berteman dekat bahkan jiwa mereka menyatu.  Batas-batas yang memang beda atau sering dipakai manusia lain untuk membedakan, tidak terjadi pada Daud dan Yonatan. Kalau dibilang persamaan hanya jenis kelamin sesama laki-laki dan seprofesi sebagai prajurit.

Persahabatan itu persatuan jiwa

Sekarang muncul dengan begitu banyak kumpulan pertemanan yang bersifat atau tertuju pada kepentingan yang sama. Ada kelompok-kelompok sosialita berdasarkan tujuan tertentu dan tertutup.  Tertutup di sini artinya bukan rahasia, tersembunyi, tidak bisa dilacak dan lain sebagainya tetapi lebih ke arti persamaan sejenis atau sehaluan.  Sebagai contoh arisan guru, kelompok artis, penggemar otomotif merek tertentu dan lain sebagainya.  Tetapi berbeda dengan persahabatan antara Daud dan Yonatan, persahabatan mereka karena persamaan jiwa.  Hal-hal lahiriah tidak mempengaruhi satunya jiwa dan bukan alasan lahiriahlah yang menyatukan jiwa mereka.

Persahabatan sejati akan turut merasakan keadaan sahabatnya

Posisi Daud yang sedang terancam bahkan mau di bunuh oleh ayahnya Yonatan bisa menjadi alat uji bagi Yonatan untuk berposisi di mana dan akan berpihak kepada siapa.  Situasi seperti ini tidak mudah di hadapi oleh siapa pun, pelik dan dilematik.  Satunya yang membuat rasa jiwa Yonatan berpihak kepada Daud untuk keselamatan nyawanya. Yonatan telah memainkan peranan penting untuk baik kepada dua-duanya selama bisa dimengerti bersama.  Kondisi jiwa Daud yang tertekan membuat Yonatan tidak hanya bersimpati tetapi berusaha mencari cara untuk menolongnya sebagi bentuk empati kepadanya.

5 Kata “selangkah dari maut,” seorang sahabat akan memikirkan banyak langkah untuk menyelamatkan.

Pernyataan Daud ini menggambarkan bahwa ancaman dan perwujudan dari pengancaman adalah super serius.  Kematian lebih dekat bahkan di depan mata.  Ruang gerak Daud sangat terbatas, kuasa dan kemampuan pribadi Daud juga tidak seberapa sedang pengancamnya memiliki semua hal baik kuasa, otoritas dan akses.  Betul sekali kalau Daud berkata: “…selangkah dari maut.”  Yonatan memikirkan banyak sekali langkah untuk menyelamatkan temannya. Langkah-langkah Yonatan, antara lain: “nguping” artinya mendengarkan segala infotmasi dan cerita baik langsung maupun tidak dari ayahnya dan pihak lain; berani menjamin dan menyampaikan yang benar tentang Daud kepada ayahnya; mengatur semua strategi penyelamatan dan rela menerima murka ayahnya demi membela Daud, temannya.

6 Sementara berhasil, bukan acuan bahwa masalahnya selesai

Kalau kita melihat Saul ayah Yonatan yang begitu gigih dan bersemangat untuk membunuh Daud akan menemukan bahwa gagal di cara ini akan mencari cara lain untuk tetap pada rencananya membunuh Daud.  Sementara, Yonatan sebagai sahabat Daud juga sudah berulangkali mengihtiarkan keselamatan Daud.  Semua langkahnya berhasil, sehingga yang seharusnya Daud mati terbunuh hari ini, masih hidup untuk hari esuk.  Satu cara terpatahkan, masih ada upaya lain dari Saul untuk tetap ingin membunuh Daud.

Kesimpulan

Pembaca yang budiman, sebagai ciptaan Tuhan yang mulia, kita tentu sudah menjalankan hidup dengan berpartner dengan orang lain baik yang legal karena ada konsekuensi hukum atau berteman secara alamiah karena kita makhluk sosial.  Kalaupun dalam pertemanan kita belum bisa menjadi sahabat sejati, tetaplah berteman dan terus mencari teman.  Ada pepatah; “Satu musuh terlalu banyak, tetapi seribu teman terasa kurang.”

Memang, berteman, bersahabat, bermitra, partnership pun ada risiko. Ada kerugian yang kadang harus di tanggung walaupun jangan sampai memanfaatkan untuk mencari untung.  Kegagalan dalam berteman, bersahabat, bermitra dan lain sebagainya, pakailah pengalaman itu untuk selektif, hati-hati dan berhikmat untuk tetap hidup baik dengan semua orang.  Pengalaman buruk sering membuat orang jadi anti teman, anti sahabat bahkan anti sosial.

Bersahabatlah dengan siapa pun, dengan makhluk hidup lain dan bahkan kepada alam.

Tinggalkan komentar